Posts

Showing posts from July 30, 2016

4821. JIKA QULFAH MENUTUP KEMBALI HASYAFAH SETELAH DIKHITAN

PERTANYAAN : Assalamu 'alaikum. 1. Hukum khitan itu bagaimana ? 2. Terus kalau sesudah dikhitan tapi kembali pulih seperti belum dikhitan, apakah harus dikhitan lagi ? Terimakasih.  [ Andika Menanti Kejujuran ]. JAWABAN : Wa'alaikum salam. Jawaban No.1, silahkan baca dalam dokumen berikut : 2040. HUKUM DAN HIKMAH WANITA DIKHITAN Jawaban No.2, kalau sesudah dikhitan tapi kembali pulih seperti belum dikhitan, maka tidak wajib dikhitan lagi. Ta'bir dari kitab Hasyiyah Asysyibramalisi 'ala nihayatil muhtaj 8/39. - Ta'bir Nihayatl Muhtaj : وَ فِي ( الرَّجُلِ بِقَطْعِ ) جَمِيعِ ( مَا يُغَطِّي حَشَفَتَهُ ) حَتَّى تَنْكَشِفَ كُلُّهَا Khitan untuk laki-laki dengan memotong semua kulit yang menutupi hasyafah (kepala / pucuk zakar), sehingga terbuka semua. قَوْلُهُ : مَا يُغَطِّي حَشَفَتَهُ ) وَيَنْبَغِي أَنَّهَا إذَا نَبَتَتْ بَعْدَ ذَلِكَ لَا تَجِبُ إزَالَتُهَا لِحُصُولِ الْغَرَضِ بِمَا فَعَلَ أَوَّلًا Ucapan mushonnif ' kulit yang menutupi hasyafah 

Beberapa Amalan Yang Dihukum oleh Imam al-Nawawi Dalam Kitabnya sebagai Bid’ah Tercela (bag 4)

10.         Menyedia makanan di rumah duka untuk mengumpulkan manusia Imam al-Nawawi mengatakan : وَأَمَّا إصْلَاحُ أَهْلِ الْمَيِّتِ طَعَامًا وَجَمْعُ النَّاسِ عَلَيْهِ فَلَمْ يُنْقَلْ فيه شئ وَهُوَ بِدْعَةٌ غَيْرُ مُسْتَحَبَّةٍ هَذَا كَلَامُ صَاحِبِ الشَّامِلِ وَيُسْتَدَلُّ لِهَذَا بِحَدِيثِ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ " كُنَّا نَعُدُّ الِاجْتِمَاعَ إلَى أَهْلِ الْمَيِّتِ وَصَنِيعَةَ الطَّعَامِ بَعْدَ دَفْنِهِ مِنْ النِّيَاحَةِ " رَوَاهُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ وَابْنُ مَاجَهْ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ وَلَيْسَ فِي رِوَايَةِ ابْنِ مَاجَهْ بَعْدَ دَفْنِهِ Adapun perbuatan ahli mayat menyediakan makanan dan mengumpulkan manusia atasnya, maka tidak pernah dinaqal sesuatupun tentangnya. Hal tersebut merupakan bid’ah tidak dianjurkan. Ini merupakan pernyataan pengarang kitab al-Syamil. Pendaliliannya ini dengan hadits Jarir bin Abdullah r.a., beliau berkata : “Kami menganggap berkumpul-kumpul pada rumah ahli mayat dan membuat makanan sesudah mengebumikannyya