Posts

Showing posts from September, 2017

Ghayatul Wushul (Terjemahan dan Penjelasannya), Masalik ‘Illat, al-Sabr wal- Taqsim Hal. 121

(الرابع) من مسالك العلة (السبر) وهو لغة الاختبار (والتقسيم) وهو إظهار الشيء الواحد على وجوه مختلفة. (وهو) أي ما ذكر من السبر والتقسيم اصطلاحا (حصر أوصاف الأصل) المقيس عليه (وإبطال ما لا يصلح) منها للعلية (فيتعين الباقي) لها كأن يحصر أوصاف البرّ في قياس الذرة عليه في الطعم وغيره ويبطل ما عدا الطعم بطريقه فيتعين الطعم للعلية (ويكفي) في دفع منع المعترض حصر الأوصاف التي ذكرها المستدل. (قول المستدل) في المناظرة في حصرها (بحثت فلم أجد) غيرها لعدالته مع أهلية النظر. (والأصل عدم غيرها) فيندفع عنه بذلك منع الحصر وتعبيري بأو كما في مختصر ابن الحاجب وبعض نسخ الأصل أولى من تعبيره في أكثرها بالواو. Yang keempat dari masalik ‘illat adalah al-sabr wal-taqsim. Al-sabr menurut bahasa adalah menguji, sedangkan al-taqsim adalah mendhahirkan sesuatu atas aspek yang berbeda-beda. Al-sabr wal-taqsim menurut istilah adalah membatasi washaf-washaf  asal yang menjadi maqis ‘alaihi dan membatalkan washaf yang tidak layak bagi ‘illat. Maka terkhususlah sisanya menjadi ‘illat. Contohnya seperti membatasi washaf-w

5261. HUKUM BERSENGGAMA DI ALAM TERBUKA

PERTANYAAN : Assalamualaikum. Mau tanya ustadz. Apa hukum jima' dengan istri di tempat terbuka (tidak ada yang lihat lhoo). Terimakasih. [ Udhon ]. JAWABAN : Wa'alaikumussalam. H ukum jima' dengan istri di tempat terbuka adalah boleh, selama betul-betul aman tidak ada orang lain yang melihatnya. - Faidulqodir : ٣٤٠ - (إذا أتى أحدكم أهله) أي أراد جماع حليلته (فليستتر) أي فليتغط هو وإياها بثوب يسترهما ندبا وخاطبه بالستر دونها لأنه يعلوها وإذا استتر الأعلى استتر الأسفل (ولا يتجردان) خبر بمعنى النهي أي ينزعان الثياب عن عورتيهما فيصيران متجردين عما يسترهما (تجرد العيرين) تشبيه حذفت أداته وهو بفتح العين تثنية عير وهو الحمار الأهلي وغلب على الوحشي وذلك حياء من الله تعالى وأدبا مع الملائكة وحذرا من حضور الشيطان فإن فعل أحدهما ذلك كره تنزيها لا تحريما إلا إن كان ثم من ينظر إلى شيء من عورته فيحرم وجزم الشافعية بحل نظر الزوج إلى جميع عورة زوجته حتى الفرج بل حتى ما لا يحل له التمتع به كحلقة دبرها وخص ضرب المثل بالحمار زيادة في التنفير والتقريع واستهجانا لذلك الأمر الشني

Ghayatul Wushul (Terjemahan dan Penjelasannya), Masalik ‘Illat, Iimaa', Hal. 121

وأما مثال النظير فكخبر الصحيحين أن امرأة قالت يا رسول الله. إن أمي ماتت وعليها صوم نذر أفأصوم عنها؟ فقال أرأيت لو كان على أمك دين فقضيته أكان يؤدّى ذلك عنها ؟ قالت نعم. قال فصومي عن أمك أي فإنه يؤدّى عنها سألته عن دين الله على الميت وجواز قضائه عنه فذكر لها دين الآدمي عليه، وأقرها على جواز قضائه عنه وهما نظيران، فلو لم يكن جواز القضاء فيهما لعلية الدين له لكان بعيدا. Adapun contoh iimaa’ pada bandingan(1) seperti hadits Shahihaini sesungguhnya seorang perempuan mengatakan, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ibuku sudah meninggal dunia dan di atasnya ada kewajiban puasa nazar, apakah aku berpuasa untuknya?”. Rasulullah menjawab, “Bagaimana seandainya ada kewajiban hutang atas ibumu, kemudian kamu membayarnya, apakah itu dapat menunaikan hutang ibumu?” “Ya, benar “ jawab perempuan tersebut. Selanjutnya Rasulullah bersabda : “Maka berpuasalah untuk ibumu.” Maksudnya, puasa tersebut dapat menunaikan kewajiban ibumu yang kamu tanyakan dari hutang Allah atas si mati(2) dan boleh qadhanya untuknya

5260. HUKUM MEMBERI TANDA IDENTITAS / PATHOK PADA MAKAM KUBURAN

PERTANYAAN : Assalaamu'alaykum, di dalam kitab safinatun naja disebutkan bahwa kuburan tidak boleh disemen, terus untuk tanda identitas kuburan itu menggunakan apa ya ? [ Agus Badrin ]. JAWABAN : Wa'alaikumsalam. Sunnahnya, kuburan dikasih tanda bisa berupa batu, kayu atau selain keduanya agar bisa dikenali jadi bisa diziarahi. Tanda tersebut diletakkan di bagian kepala jadi cuma satu tanda, tapi menurut pemilik kitab al Hawi anjurannya dikasih dua tanda yaitu di bagian kepala dan di bagian kaki. Adapun dikasih tulisan nama si mayyit ataupun selainnya maka hukumnya makruh menurut syafi'iyah tanpa adanya khilaf, sedangkan menurut imam Hanafi tidak makruh. Hukum makruh mengijing kuburan itu kalau tidak ada nya hajad dan di tanah milik sendiri, kalau ada hajat seperti takut cepet ambruk karena kelembaban tanah maka tidak makruh dengan catatan harus tanah milik sendiri (bukan pemakaman umun). Keharaman atau kemakruhan tersebut bukan murni karena penyempitan, teta

5259. INILAH ADAB MASUK MASJID

PERTANYAAN : Assalamu'alaikum, anaa mau nanya 1. Apa saja adab-adab di masjid ? 2. Apa saja adab di majlis ta'lim? mohon poro asaatizd bagi ilmunya. Terima kasih. [ Hafiz At-tihaby ]. JAWABAN : Wa'alaikumussalam, 1. Adab-adab masuk masjid : Memulai dengan kaki kanan, menyebut asma Allah azza wajalla, membei salam kepada orang yang telah hadir lebih dulu, jika masjidnya sepi maka memberi salam kepada diri sendiri, memohon kepada Allah untuk membukakan pintu-pintu rahmat-Nya, duduk menghadap qiblat, senantiasa muroqobah / merasa diawasi oleh Allah, mengurangi ngobrol, tidak membuat suatu pekerjaan, tidak mencari barang yang hilang, tidak berjual beli, ketika keluar masjid memulai dengan kaki kiri dan memohon kepada Allah keutamaan dan karunia-Nya. Adab masuk masjid juga banyak disebutkan di Bidayatul Hidayah, beberapa di antaranya : - masuk kaki kanan dulu, keluar kaki kiri dulu - membaca doa : اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ؛ اﻟﻠﻬﻢ اﻏﻔﺮ ﻟﻲ ﺫﻧﻮﺑﻲ ﻭاﻓ

Ghayatul Wushul (Terjemahan dan Penjelasannya), Masalik ‘Illat, Iimaa', Hal. 120-121

(وترتيب حكم على وصف) كأكرم العلماء فترتيب الإكرام على العلم لو لم يكن لعلية العلم له لكان بعيدا (ومنعه) أي الشارع (مما قد يفوّت المطلوب) كقوله تعالى فاسعوا إلى ذكر الله وذروا البيع فالمنع من البيع وقت نداء الجمعة الذي قد يفوّتها لو لم يكن لمظنة تفويتها لكان بعيدا. Dan juga iimaa’ seperti menyangkutkan hukum atas washaf. Contohnya : “Muliakanlah orang berilmu”. Maka menyangkutkan memuliakan atas ilmu, seandainya penyangkutan itu bukan menunjukkan ilmu sebagai ‘iilat bagi memuliakan, maka sungguh itu jauh. Dan juga seperti larangan empunya syara’ dari hal-hal yang barangkali dapat meluputkan suatu perkara yang menjadi tuntutan. Contohnya firman Allah Ta’ala : “Maka bersegeralah kepada mengingat Allah (shalat Jum’at) dan tinggalkan jual beli”. Maka larangan jual beli pada waktu azan Jum’at yang barangkali dapat meluputkan shalat Jum’at, seandainya larangan tersebut bukan karena madhinnah (perbuatan yang menimbulkan sebuah dugaan) luput shalat Jum’at, maka sungguh itu ba'id (kurang log

5258. KEISTIMEWAAN IBADAH HAJI YANG WUKUFNYA HARI JUM'AT

PERTANYAAN : Assalaamu'alaykum, apakah ada keistimewaan ibadah haji yang wukufnya pada hari jum'at ? Barakallahu untuk para mujawwib, semoga kami dapat memelihara kemabruran haji kami. [ Agus Badrin ]. JAWABAN : Jika terkumpul antara keutamaan hari jum'at dan keutamaan hari arofah maka mempunyai kelebihan atas hari-hari lainnya. Oleh karenanya menjadi masyhur dengan nama Haji Akbar ketika wukuf dihari jum'at. Dan karena bertepatan dengan hajinya Nabi shollallohu alaihi wasallam, saat haji wada' wukuf pada hari jum'at. [Kasyful Qina']. Wukuf di hari jum'ah ada kelebihan daripada 70 kali haji dan diampuni dosa setiap orang tanpa perantara. Hari paling utama adalah hari arofah ketika bertepatan dengan hari jum'ah, dan lebih utama daripada 70 kali haji selain jum'ah. [Roddul Mukhtar]. Dikatakan, keistimewaannya adalah semua orang yang wukuf pada saat itu diampuni oleh Allah ta'ala tanpa perantara, sedangkan jika selain jum'ah de

1768. HUKUM SHALAT TARAWIH DINIATI QADLA' SHALAT

PERTANYAAN : * Amanat Sa'il * Assalaamu'alaykum, Saya baru tahu kalau ternyata sholat tarawih itu bisa digunakan untuk menggodlo' sholat 5 waktu selain maghrib ,kalau maghrib ketika witir yang 3 roka'at. Yang ingin saya tanyakan : " Bagaimana lafadz niat sholatnya ? agar kita bisa mendapatkan dua_duanya { sholat qodlo' dan sunnah terawih ". Syukron. [ Ani Fah ]. JAWABAN : Wa'alaikumussalam. Shalat tarawih tidak bisa disatukan dengan shalat wajib. karena dua-dua nya merupakan ibadah maqsudah. Lain halnya shalat wajib digabung dengan tahiyatul masjid, atau shalat sunah wudu, atau shalat sunah thawaf. Itu bisa karena shalat tahiyatul masjid tidak dimaksud (ghoer maqsudah), yang penting setiap masuk ke masjid ada sholat. Begitu pula sholat sunah wudu dan thawaf. Yang penting setelah wudu atau thawaf ada sholat, meski sholatnya sholat fardhu. Wallahu a'lam bishowab. Lihat satu Qo'idah di Asybah wa nadzo'ir1/86 : إذا اجتمع أمران م

5257. SAYYIDAH KHODIJAH MENINGGAL TIDAK DISHOLATI ?

PERTANYAAN : Assalamualaikum. Mohon jawaban nya : Benarkah saat Sayyidah Khodijah R.A wafat tidak disholati karena belum ada syariat sholat jenazah? dan benarkah ketika nabi Adam wafat para malaikat turun untuk mengurus jenazahnya termasuk mensholatinya ? Mohon refrensinya. Maturnuwun. wAssalamualaikum. [ Ahmad Syamsudin ]. JAWABAN : Waalaikumussalam wrwb. Benar, Baginda Nabi tidak menyolati Jenazah Sayyidah Khodijah sebelum dimakamkan, karena pada saat itu belum ada syarî'at shalat janazah. Akan tetapi Baginda Nabi SAW turun langsung ke kubur mengurus pemakaman beliau. Ini merupakan keutamaan beliau Sayyidah Khodijah yang tidak dipunyai Ummahâtil Mukminîn yang lainnya. Nabi Adam As, ketika wafat pada hari jumat,para malaikat datang ke bumi membawa kafan dari surga, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu katsir dalam Bidayah Wa Nihayah. Jadi menurut ibnu katsir bahwa mensholati jenazah sudah ada sejak nabi Adam, bahkan malaikat berpesan kepada anak-anak Adam bahwa ini ada

Sepuluh kelompok ilmu dalam ilmu fiqh Syafi’i yang penting diketahui (Kajian bersama Syeikh Yasin al-Fadaniy)

1.     Pengetahuan hukum, baik berupa nash imam mazhabnya atau hasil istimbath ulama pengikutnya yang didasarkan kepada nash, qawaid dan zabith dari imam mazhab. Secara garis besar, nash Imam Syafi’i terbagi kepada qaul qadim dan jadid. Qaul qadim adalah fatwa Imam Syafi’i ketika beliau berada di Baghdad, sedangkan qaul jadid adalah fatwa beliau ketika berada di Mesir. Adapun fatwa beliau ketika berada di antara Baghdad dan Mesir, yang duluan disebut qadim dan yang datang sesudahnya disebut jadid. Kitab Imam Syafi’i yang termasuk qaul jadid antara lain al-Mukhtashar, al-Buwaithi dan al-Um. Perawi-perawi qaul qadim yang populer antara lain, Ahmad bin Hanbal, Hasan bin Muhammad al-Shibaah al-Za’farany, Abu ‘Aliy al-Karaabisiy dan Abu Tsur al-Kalabiy. Adapun Perawi-perawi qaul jadid yang populer antara lain, al-Buwaithiy, al-Muzaniy, al-Ra’bi’ bin Sulaiman al-Muradiy, Harmalah, Yunus bin Abd al-A’laa, Abdullah bin al-Zubair al-Makkiy dan Muhammad bin Abdullah bin Abd al-Hakim. 2.     Peng